Nenek Penjual Sapu Lidi Berjuang Cari Nafkah dan Merawat Suaminya yang Stroke, Kadang Harus Menahan Lapar Jika Dagangan Tak Laku

Nenek Penjual Sapu Lidi Berjuang Cari Nafkah dan Merawat Suaminya yang Stroke, Kadang Harus Menahan Lapar Jika Dagangan Tak Laku

Konten [Tampil]

Nenek Ruhamah kini Usianya Sudah tidak muda lagi, namun semangat untuk bertahan hidup tak pernah kendor, langkahnya yang sudah tak tegap lagi memaksa ia harus tetap berjalan, mengambil pelepah daun kelapa untuk dijadikan sapu lidi, lumayan harga Rp 2000 ia dapatkan untuk satu ikat sapu lidi.

Ini adalah cara satu-satunya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sebab semenjak 4 tahun suaminya hanya terbaring ditempat tidur dengan kondisi tak berdaya, Penyakit Stroke yang ia derita tak pernah kunjung menghilang. Mungkin karena terkendala biya untuk memaksimalkan ikhtiarnya.

Diusia 63 tahun Nenek ini harus menjadi tulang punggung untuk suaminya,tak apalah sisa tenaga yang ada ia baktikan untuk suaminya yang kini sudah tak berdaya, mandi, makan dan aktifitas lainya hanya dilakukan ditempat tidur.

Tinggal berdua didalm rumah tinggal yang sudah sangat memprihatinkan, ketika hujan ia pun direpotkan dengan bocornya atap disana-sini, ia pun tak bisa berbuat banyak hanya pasrah, karena untuk memperbaiki ia merasa sangat jauh dari kenyataan, “ jangankan untuk memperbaiki gubuknya, untuk makan sehari-hari saja sulit terpenuhi”.

Baca Juga :

Artikel Rekomendasi :

Lebih baru Lebih lama
close